Harun Abidin (Dok) |
“Kalau ada kejadian di mana polisi langsung begitu saja percaya kepada
pelapor, segera laporkan kepada Propam dan Indonesia Police Watch
(IPW),” ujar Ketua IPW Neta S Pane di Jakarta Senin (20/6).
Neta menanggapi laporan Paulus Harun Abidin ke Mabes Polri. Harun
meminjam sejumlah uang kepada Cedrus Investment Limited (perusahaan
Cayman), dengan agunan (antara lain) sejumlah saham PT Cakra Mineral Tbk
(CKRA).
Ketika Harun tidak mampu mengembalikan pinjaman, ia melaporkan Cedrus
telah menipu, dan meminta Polri memblokir saham CKRA yang menjadi
agunan. “Hebat benar polisi langsung bekukan agunan tanpa mendengar
Cedrus,” kata Neta.
Neta
Pane mengatakan, tindakan premanisme Polisi sangat disayangkan.
Pinjam-meminjam adalah wilayah perdata, bukan wewenang Polisi. Kalau pun
ada pengaduan, maka Polisi harus menjadi mediator, dan mendengar kedua
pihak.
Cedrus
Investment kemudian melaporkan pengusaha yang berutang, Harun Abidin,
kepada Mabes Polri, dengan nomor laporan LP/565/VI/2016, dengan tuduhan
penipuan, penggelapan, laporan palsu dan memberi informasi sesat.
Selain
di Indonesia, Harun Abidin beserta konspirator juga tengah menghadapi
tuntutan hukum yang diajukan Cedrus Investments di Cayman dan sejumlah
negara.
Neta mengatakan, tugas calon Kapolri Komjen Pol Tito Karnavian memang berat, harus memperbaiki mental sebagian aparat kepolisian yang sudah sarat dengan kolusi.
“Kalau
semua nasabah peminjam uang (debitur) mengadukan pemberi pinjaman
(kreditur) agar Polisi membekukan agunan secara sepihak, maka sistem
perbankan di negeri ini akan hancur,” ujar Neta.
“Ketika
Jokowi mengharapkan peringkat investasi kita meningkat dari rangking
119 ke 40, tindakan Polisi justru membuat investor asing jadi takut
masuk Indonesia. Saya ragu apakah Polisi menyadari hal ini atau tidak,”
katanya.
Neta
meminta Cedrus membuka masalah ini ke publik, supaya ada efek jera bagi
Polisi, agar Polisi jangan mempraktikkan premanisme dan kekuasaan
telanjang. Cedrus sebagai bagian masyarakat, harus ikut mengontrol
Polri.
“Kalau
Polisi tidak merubah diri, peringkat investasi kita bukannya membaik,
malah melorot. Polisi harus menyadari hal ini, jangan memperlakukan
investor asing sebagai mangsa,” pungkas Neta, pengamat kepolisian,
mantan wartawan koran legendaris, Merdeka. (yy)
Posting Komentar