Kuala Kapuas, PLK: Getah nyatu, merupakan bahan dasar kerajinan ukiran khas adat dayak di Kabupaten Kapuas, KalimantanTengah. Berbeda dengan seni ukir lain, mengukir getah nyatu tidak menggunakan alat ukir konvensional yang biasa kita lihat. Tanpa pahat dan palu. Berbahan dasar getah (karet) yang disadap dari pohon nyatu, ukiran khas yang hanya ada di daerah ini, justru menggunakan air panas untuk membentuk karakter ukirannya. Saat ini di Kabupaten kapuas, hanya segelintir pengrajin yang masih bertahan dengan segala keterbatasan kondisi. M. Anduk (49 thn), salah seorang pengrajin asal Kelurahan Dahirang yang masih mempertahankan seni ukir ini mengungkapkan, ketersediaan bahan baku, dan pemasaran hasil kerajinan merupakan kendala terbesar atas kelangsungan seni yang semakin langka ini. Bahan baku yang harus di pasok dari di dua daerah, yaitu daerah Pangkalan Bun dan kecamatan Bukit Tangkiling Palangkaraya, saat ini harganya sudah sangat tinggi. Informsi yang dihimpun sudah mencapai Rp. 100.000,-/kg. Cukup memberatkan bagi pengrajin dengan modal kecil. Belum lagi sistem pemasaran yang tidak berfihak pada pengrajin. Selama ini, hasil akhir siap kirim yang dikerjakan, di tampung di tokotoko souvenir.
Saat ditemui PLK, Bapak 3 anak itu menyampaikan keluhan, bahwa kecilnya perhatian dari Pemda setempat, membuat seni ukir ini semakin terpuruk. Anduk berharap, besarnya perhatian yang serius dan sungguh-sungguh dari Pemda Kapuas, bisa mempertahankan kelangsungan keberadaan seni ukir getah nyatu. "selama ini Pemda Kapuas sering menjadi peserta pameran/expo dan menggelar berbagai kesenian khas dari Kabupaten Kapuas, terutama ukiran getah nyatu. Namun hanya sebatas itu saja. Tapi untuk kelangsungan seni ukir ini agar tetap ada, kami hampir tidak diperhatikan. Kami berharap, perhatian serius yang kami maksud adalah, bagaimana menanggulangi kelangkaan dan pengendalian harga bahan baku, serta pemasaran yang lebih luas lagi, agar kesenian ini menjadi lestari, sebagai jati diri kebudayaan daerah" Ujarnya. Kalimantan Tengah, dengan aneka ragam budaya merupakan salah satu potensi untuk kemajuan dan pembangunan. Adalah menjadi tanggungjawab kita bersama, untuk selalu melestarikannya. Namun itu semua kita kembalikan kepada para pemimpin/pemerintah Daerah setempat, bagaimana memformulasikan program pelestarian budaya lokal, demi kesejahteraan yang merata.** Jay-RD
Posting Komentar